Pulau kembang merupakan salah
satu pulau yang ada di kota Banjarmasin.
Bila wisatawan berkunjung ke pasar apung, maka, setelah pulang dari pasar
apung, pemilik Klotok mengarahkan
perahunya untuk singgah sejenak di pulau Kembang. Apa keunikan pulau kembang
tersebut?
Di Pulau kembang
yang jaraknya tak jauh dari pasar Apung. Untuk menjangkau pasar kembang dari
pasar Apung dapat ditempuh dengan waktu 20 menit. Dari kejauhan terlihat pulau yang banyak
ditumbuhi pepohonan yang sangat rindam.Tak ada manusia yang menghuni pulau itu,
tetapi pemerintah Kota banjarmasin menjadikan pulau itu sebagai salah satu
obyek wisata.
Jadi kalau tidak
ada manusia yang menghuni pulau itu, lantas siapa yang melayani wisatawan
di pulau itu? Setiap wisatawan yang
berkunjung ke pulau kembang, tidak boleh turun ke bibir pantai, apa lagi kelau
memasuki wilayah hutan, sungguh sangat
berbahaya. Karena penghunbinya didalam adalah anak buah Sun Gho Kong, alian
monyet berekor panjang (Macaca fasciculari).
Untuk masuk ke
pulau itu, wisatawan cukup di tepi pulau, karena di tepi pulau itu, ada semacam
dermaga yang dibangun pemerintah setempat. Diatas dermaga itulah, banyak monyet
liar yang berkeliaran menunggu makanan dari setiap pengunjung. Kalau perahu
terlalu dekat dengan dermaga itu, monyet
tidak segan-segan melompat keatas perahu. Tetapi jangan takut. Monyet yang naik
perahu tidak menggigit, melainkan mencari makanan. Kalaupun mereka sudah
mendapat makanan, mereka akan melompat kembali keatas dermaga. Tapi biasanya,
wisatawan perempuan, bila ada kawanan monyet yang melompat diatas perahgu yang
ditumpanginya, mereka berteriak ketakutan, tetapi pengemudi klotok tahu caranya
mengusir, yakni memberi pisang kemudian
mengusir kembali naik ke dermaga.
Untuk berkunjung
ke pulau Kembang, pengemudi klotok
sering menyarankan agar wisatawan membeli pisang atau mekanan kesukaan monyet
seperti kacang. Mereka bisa membeli di pedagang pasar apung. Setelah sampai di
dermaga pulau kembang, wisatawan dapat dengan bebas menyaksikan kawanan
monyet bercegkrama memperebutkan makanan yang dilemparkan keatas
dermaga.
Dari dekat
terlihat banyak wisatawan, juga ada beberapa diantaranya wisatawan bule yang
melempar pisang atau makanan lainnya keatas dermaga. Setiap makanan yang dilempar keatas dermaga,
secepat kilat ditangkap oleh kawanan
monyet. Ada beberapa kawanan monyet yang rakus,
ada pula yang sosial, seperti induk monyet, setiap mendapat makanan
membagi-bagikan pada anaknya yang masih kecil.
Dalam
pulau kembang itu dihuni sampai
ratusan monyet, disanalah mereka
berkembang biak dan memakan buah-buah
pohon yang ada dalam pulau itu. Dengan dijadikannya pulau itu sebagai obyek wisata, monytpun tahu, kalau setiap
tamu yang datang pastiu membawa makanan, utamanya pisang yang sangat digemarinya.*
penulis : Zainuddin Tika
Sumber : Lembaga Kajian Sejarah Budaya Sulawesi Selatan